Senin, 04 Maret 2019

Inilah Asal-usul Lahirnya Danau Singkarak

Danau Singkarak adalah danau terluas ke dua di Sumatera sesudah Danau Toba, memilki luas 107, 8 km. persegi dengan ketinggian 363, 5 mtr. dari permukaan laut. Terdapat di dua Kabupaten, di Sumatera Barat, adalah Kabupaten Solok serta Kabupaten Tanah datar.

Danau ini berubah menjadi salah satunya tempat wisata teratas, tidak cuman Istana Basa Pagaruyuang, kebun teh, serta danau kembar. Tiap-tiap tahunnya, danau jadikan area balap sepeda internasional " Tur The Singkarak. "

Pengunjung akan disuguhi panorama indah dengan hamparan air dikelilingi bebukitan nan hijau. Dibalik keindahan Danau Singkarak tersimpan narasi asal mula danau ini tercipta. Tidak hanya itu, terdapat beberapa vs tentang histori danau ini tercipta.

Baca Juga : Jadwal Kereta Api Wijaya Kusuma Cilacap Jogja Solo

Menurut narasi dulu ada satu keluarga yg hidup ditepi laut. Pak Buyung bersama dengan istri serta anak laki-lakinya bernama Indra. Sesehari Pak Buyung serta istri kerja di rimba di Bukit Dukung Sirih, buat mencari hasil rimba selanjutnya menjualnya di Pasar.

Kalau musim ikan, Pak Buyung memperoleh rizki dengan memancing ikan di laut. Indra anaknya tetap menopang baik di rimba ataupun di laut. Indra tumbuh berubah menjadi anak yg taat, akan tetapi Pak Buyung serta istri kuatir dengan skema makan Indra.

Bagian makannya melebih rata-rata anak seusianya, bahkan juga diatas bagian makan orang dewasa. 1 kali makan, Indra bisa menggunakan satu bakul nasi serta lauk dalam jumlahnya yg besar.

Bermula dari Paceklik

Satu jaman musim paceklik datang, Pak Buyung serta keluarga mesti mengirit makanan. Mereka tak lagi makan nasi sehari-hari, diselingi dengan mengonsumsi ubi. Sebab musim paceklik berjalan panjang serta persediaan makanan mereka makin dikit, Pak Buyung serta istri tak lagi mengindahkan makan Indra. Mereka cuma pikirkan perut mereka semasing.

Sampai satu hari Indra merengek memohon makan pada orang tuanya. Dengar rengekan Indra, Pak Buyung emosi serta memerintah Indra buat mencari makanan di rimba sendirian. Sebelum pergi ke rimba Indra lebih dahulu memberikannya makan ayam peliharaannya bernama Taduang.

Sepanjang hari di rimba, Indra tidak mendapat hasil rimba yang bisa dikonsumsi. Esok harinya Pak Buyung menyuruh Indra buat mendapatkan di laut, tetapi Indra pun tidak mendapat ikan.

Artikel Terkait : Harga Tiket Dan Jadwal Kapal Surabaya – Banjarmasin

Sudah 1bulan Indra bolak-balik rimba serta laut, tetapi tidak ada hasil. Disamping itu ke dua orang tuanya cuma bermalas-malasan di gubuk. Akan tetapi, Indra tidak putus harapan, dia masih berupaya. Satu hari saat Indra ke laut,  ibunya ikut pergi ke laut, tetapi tidak ke tempat yg sama juga dengan Indra.

Ibunya sukses mendapat makanan (pensi) kerang air tawar memiliki ukuran kecil. Sesampainya di dalam rumah, sang ibu memasak pensi itu. Sesudah masak Pak Buyung serta istri makan pensi itu sampai habis tiada pikirkan anak mereka yang kelaparan.

Sesudah kenyang makan pensi, Pak Buyung serta istri tertidur di dapur, tak lama setelahnya Indra Pulang dari laut. Dia lihat ke dua orang tuanya terlelap dengan cangkang pensi di kira-kira mereka.

Lihat hal semacam itu Indra susah serta duduk di batu besar di samping tempat tinggalnya. Indra terasa orang tuanya tak lagi perduli padanya. Mereka tega menggunakan makanan, tiada menyisihkan sisi Indra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar