Selasa, 05 Maret 2019

Saatnya Menelusuri Keunikan Rumah Adat Bantayo Poboide di Gorontalo

Jejak histori Gorontalo kelihatan dalam rumah rutinitas kerajaan atau kerap dimaksud Bantayo Poboide di Kabupaten Gorontalo. Rumah ini dibikin oleh Kolonel A. U MI Liputo bertindak sebagai tauwa lo lahuwa dalam pengertian titel kehormatan paling tinggi terhadap seseorang pemimpin di Gorontalo. 

Tauwa disebut jadi khalifah teladan atau petunjuk. Rumah rutinitas yg diresmikan pada 15 Januari 1985 itu berubah menjadi kebanggaan warga Gorontalo. 

Rumah rutinitas adalah ikon kebanggaan satu daerah yg butuh dijaga serta dilestarikan. Bahkan juga, dapat jadikan obyek wisata yg dapat menggenjot penerimaan daerah. Demikian perihalnya, Bantayo Poboide di Limboto, Kabupaten Gorontalo. Apabila dipoles karena itu dapat menarik minat penduduk buat berwisata.

Baca Juga : Harga Tiket Kapal Cepat Bahari Express Jepara-Karimunjawa

Pembangunan rumah rutinitas tersebut konon memiliki fungsi jadi tempat berkumpulnya banyak tetua rutinitas buat membicarakan suatu prosesi rutinitas. Salah seseorang budayawan Gorontalo Irwan Hamzah mengemukakan, rumah rutinitas Gorontalo umumnya sama walaupun nama di setiap daerah tidak sama, namun yang pasti kegunaan dari rumah rutinitas itu seluruhnya sama. 

''Itu memiliki fungsi buat musyawarah rutinitas oleh pemuka rutinitas, '' jelas Irwan. 

Tidak hanya itu, rumah rutinitas ikut memiliki fungsi jadi tempat semua aktivitas rutinitas seperti pagelaran budaya atau pemberian rutinitas serta sejenisnya. ''Semua kesibukan itu dilaksanakan dalam rumah rutinitas, '' katanya.

Artikel Terkait : Harga Tiket dan Jadwal Kapal Ferry Batam – Malaysia

Tetapi, sekarang, rumah rutinitas Gorontalo itu tinggal suatu bangunan yg kelihatan sunyi serta cuma menyimpan sejumlah peralaan rutinitas dan beberapa benda histori serta tidaklah ada kembali aktivitas prosesi rutinitas yg dilaksanakan di area itu. Dikehendaki, pemerintah dapat membereskan rumah rutinitas itu serta dapat membuat kegunaan rumah rutinitas itu kembali lagi tataran awalnya. 

Walaupun sekarang pemerintah daerah terus pelihara kehadiran rumah rutinitas itu, hal semacam itu belum juga dapat menarik minat warga lebih kurang buat mendatangi area bersejarah itu. 

Ahmad Suge, salah seseorang penduduk Limboto, berharap rumah rutinitas ini dapat jadikan jadi pusat aktivitas budaya seperti yg dilaksanakan di beberapa daerah beda. " Kesenian yg bernapaskan budaya-budaya Gorontalo butuh digiatkan dalam rumah rutinitas itu tak seperti sekarang yg berkesan dilalaikan, " jelas Ahmad. 

Ahmad mengemukakan, udah seharusnya rumah rutinitas ini di ramaikan serta berubah menjadi pusat dari semua bentuk kesenian, biar kedepannya generasi muda jadi generasi penerus dapat lebih mengetahui budaya Gorontalo. 

Tetapi, sebetulnya, generasi muda sekarang malahan gak banyak paham histori serta budaya daerah, demikian sebaliknya tambah banyak mengambil budaya luar. " Walaupun sebenarnya generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yg udah sepantasnya banyak paham bakal histori serta budaya dari daerah ya sendiri, " papar Ahmad. 

Bukan itu saja, Ahmad berharap oleh karena ada aktivitas dalam rumah rutinitas ini, tidak cuman dapat berubah menjadi satu diantaranya daya tarik wisatawan, bisa juga meniadakan pandangan orang terkait ada daya mistis yg terpendam dalam rumah rutinitas itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar