Senin, 25 Maret 2019

Nikmati Homestay Kampung Flory Yogyakarta Dikelola Penduduk Lokal Berikut Cuplikanya

Desa Wisata Kampung Flory atau juga dikenal dengan Kampung Flory di Kabupaten Sleman Yogyakarta terakhir semakin ramai disambangi, terutama waktu akhir minggu. Pantauan Tempo, area parkir desa wisata seluas 3. 000 hektare ditepi Kali Bedog itu hampir selamanya penuh terutama waktu Jumat, Sabtu, serta puncaknya Minggu.

Kendaraan pribadi atau bus-bus pengangkut wisatawan dari pelbagai daerah banyak yang datang sejak mulai pagi sampai saat sore. Baik keluarga, pelajar, reuni, outbond, atau semata-mata plesir nikmati alam desa yang asri. Ramainya Kampung Flory membuat masyarakat yang ada di lebih kurang desa wisata itu menjalankan homestay bila ada wisatawan yang akan bermalam.

Baca Juga : Kapal Pelni Wilis

“Di akhir minggu, terpenting waktu libur panjang, homestay di sini kerapkali penuh. Mesti pesan terlebih dulu dari jauh hari awal mulanya, ” kata Syamsudin, pengelola homestay Ayem-Ayem di Kampung Flory Sleman pada Tempo, Minggu 17 Maret 2019. Syamsuddin yang miliki semestinya tiga homestay persis ditepi Kampung Flory menjelaskan harga homestaynya cukuplah banyak variasi.

Satu homestay standard dapat buat lima sampai enam orang. Homestay itu berwujud rumah dengan dua kamar tidur, tempat tidur busa, penyejuk hawa, dapur komplet dengan perabotan masak, area keluarga, dan kamar mandi plus teras. Harga nya kira-kira mulai Rp 500 ribu perhari per malam. Mengenai homestay ukuran tambah besar yang dapat berisi 10 sampai 15 orang harga nya kira-kira Rp 1 juta per malam.

Artikel Terkait : Kapal Pelni AWU

Salah satunya rombongan yang sempat bermalam di homestay Kampung Flory Yogyakarta serta mengundang perhatian ialah waktu Team Nasional atau Tim nasional Sepak Bola U-16 ada. Mereka ada serta bermalam di homestay punya Syamsuddin saat lalu.

Ketua Desa Wisata Flory Sleman, Mujiyono mengemukakan ada belasan homestay yang diurus masyarakat lebih kurang obyek wisata itu. “Desa wisata ini maksudnya mendayakan kekuatan penduduk lebih kurang. Jadi tidak sekedar memercayakan kunjungan, namun ikut tempo tinggal wisatawan hingga putaran ekonomi berasa, ” tangkisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar