Cara Usir Kantuk saat Nyetir, Ngomong Sendiri! Simak Ulasanya

Kantuk jadi perihal yang tidak dapat dihindarkan saat tengah mengemudi. Kecapekan yang terlalu berlebih membuat kantuk menyerang pengemudi.

Berkendara dalam kondisi mengantuk pasti beresiko. Obat kantuk sebetulnya cuma satu, yakni tidur.

Tetapi, Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), miliki trick mengusir kantuk. Sekurang-kurangnya langkah tersebut dapat tunda perasaan kantuk yang menyerang waktu mengemudi.

"Ada dua cara yang perlu dikerjakan agar konsentrasi nyetir tiada raih tidak hanya istirahat. Pertama ia mesti lakukan commentary driving," kata Son

Commentary driving ini sama juga dengan ngomong sendiri. Ini dapat dikerjakan bila detikers berkendara seseorang diri tiada rekan bercakap di mobil.

"Itu (commentary driving) tangkap objek di sekitar kendaraan, objek itu kita sebutin. Langkah tersebut biasa dikerjakan beberapa orang di pertambangan," tutur Sony.

Baca Juga : Gambar Modifikasi Yamaha RX King

Artikel Terkait : Gambar Modifikasi Mobil Honda Jazz

Apapun yang dikerjakan pengemudi jadi dijelaskan saja dengan ngomong sendiri. Contohnya, masuk kendaraan, menggunakan seatbelt dan lain-lain dapat dimaksud dengan lisan sekalian dikerjakan.

"Mengatakan dari titik awal sampai titik selanjutnya mulai gunakan safety belt, memberi tahu di sini ada P3K, disebutin semua. Masuk gigi satu, awas di muka ada pohon, ada tikungan nyalain sein kanan, spion kiri aman, spion kanan aman, tengah aman, depan kosong, aman. Selalu ia sebutin satu per satu sampai ia datang di arah. Iya ngomong sendiri," jelas Sony.

Langkah ke-2 tidak hanya commentary driving yaitu dengan memalingkan mata. Waktu mengemudi, semestinya mata bukan sekedar konsentrasi satu titik di muka yang menyebabkan mengantuk makin lama.

"Jika lihat depan selalu semakin lama perih, ngantuk. Mata mesti berjalan. Lihat depan, lihat spion, lihat tanda," kata Sony.

Tidak hanya dua cara tersebut, istirahat harus tetap dikerjakan dalam saat-saat spesifik. Contohnya, tiap-tiap 2 jam sekali berkendara detikers dapat beristirahat sebelum meneruskan perjalanan.

"Rata-rata kecelakaan ini permasalahan fatigue (kecapekan), sebab orang tidak mempertimbangkan waktu istirahat. Ia gaspol selalu, kita tidak sempat tahu lemahnya dimana," kata Sony merekomendasikan supaya beristirahat dengan teratur saat perjalanan panjang.