Liburan akhir tahun di kawasan perairan Banten dan Lampung harus berujung duka, karena tsunami Selat Sunda menghantam pada Sabtu (22/12) malam.
Di Tanjung Lesung, kawasan yang masuk dalam daftar '10 Bali Baru' sekaligus Kawasan Ekonomi Eksklusif, jumlah korban yang tewas, hilang dan terluka tercatat paling banyak.
Hingga Rabu (26/12), tsunami Selat Sunda telah menewaskan 429 orang dan melukai 1.400 lainnya. Ditambah lagi dengan 16 ribu warga yang terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
Membaca tanda-tanda alam bukan berarti mempercayai hal-hal gaib. Ada banyak sumber ilmiah untuk penggalian informasi sebelum memutuskan mengunjungi pantai atau gunung.
Selain mengetahui cara aman berenang di pantai, berikut ini sejumlah hal penting lainnya yang patut diperhatikan sebelum liburan di destinasi wisata perairan:
1. Cari informasi resmi
Aplikasi telepon genggam dan akun Twitter Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bisa ditelusuri untuk mendapatkan infromasi mengenai waktu yang aman untuk berwisata ke pantai, misalnya.
Peringatan dini terkait angin, gelombang laut, gempa bumi atau erupsi gunung berapi yang berada dekat dengan destinasi wisata jangalah disepelekan.
Karena peringatan-peringatan tersebut terbukti bisa memicu faktor terjadinya bencana seperti gulungan ombak tinggi sampai tsunami.
2. Hindari bulan purnama
Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan air laut akan mengalami pasang maksimum pada saat bulan purnama, terutama pada fase gerhana bulan.
"Saat purnama, khususnya sekitar waktu gerhana bulan, gaya pasang surut bulan diperkuat dengan gaya pasang surut matahari. Akibatnya, pasang air laut menjadi maksimum," ujar Thomas.
Dari perhitungan awan yang biasa dilakukan masyarakat sekitar perairan, bulan purnama terjadi sekitar tanggal 14 setiap bulannya.
Di masa ini banyak nelayan yang enggan melaut karena ombak akan sangat tinggi dan berbahaya.
Namun berbahaya atau tidaknya gelombang laut saat masa tersebut juga tidak bisa diperkirakan, karena ada faktor lain yang bisa memperburuk seperti angin, gempa bumi atau erupsi gunung berapi.
Sebaiknya cek status pasang surut laut melalui sumber resmi, seperti melalui surf-forecast.com.
Lihat juga:
3. Ketahui tanda evakuasi
Bukannya ingin menakut-nakuti, namun turis sebaiknya langsung waspada jika tak menemukan tanda evakuasi jalur tsunami saat berkunjung ke kawasan perairan. Hotel dan pantai di Bali sudah banyak yang memajang tanda evakuasi seperti ini.
Walau laut tidak bergejolak setiap hari, sebaiknya cari informasi jalur evakuasi terdekat dari petugas hotel atau warga sekitar. Keberadaan tebing tinggi bisa menjadi pertolongan pertama saat air laut menjilat daratan.
Jangan nekat bertahan di lantai tinggi karena bisa saja pondasinya roboh terhempas gelombang lautan.
4. Dengarkan imbauan keselamatan
Memandang bintang di langit dari pinggir pantai memang menjadi kegiatan yang seru. Boleh saja melakukannya, tapi sebaiknya jangan kongko terlalu dekat dengan bibir pantai terutama di malam hari.
Perhatikan juga suara deburan ombak. Jika angin bertiup kencang dan deburan ombak terdengar lebih keras dari biasanya sebaiknya segera jauhi pantai.
Dengarkan juga imbauan keselamatan dari penjaga pantai. Walau ada yang siaga mengawasi suasana, tapi penyelamatan korban di tengah laut saat malam hari bakal lebih terkendala.
5. Belajar berenang
Sudah banyak artikel yang mengingatkan pembaca bahwa berenang di lautan berbeda dengan berenang di kolam renang.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mencatat bahwa sebanyak 80 persen kasus tenggelam di lautan disebabkan tarikan arus bawah yang mendadak muncul.
Arus bawah banyak ditemukan di kawasan yang dekat dengan pelabuhan. Jangan berenang sendirian dan terlalu jauh dari pantauan banyak orang.
Jangan panik saat terhempas arus bawah. Arus bawah tidak akan menarik perenang ke bawah, karena akan menarik perenang menjauh dari pantai, sehingga perenang harus melepaskan diri dari arus sebelum berenang kembali menuju daratan.
Berenanglah sejajar dengan pantai untuk menjauhi arus, kemudian berenanglah dengan posisi miring ke belakang saat sudah terbebas dari tarikan arus bawah.
Sebelum berenang di lautan, siagakan kondisi tubuh sehingga punya tenaga lebih untuk menyelamatkan diri dari bahaya.
6. Jangan nekat
Bukan hanya dari bawah lautan, bahaya di pantai juga bisa datang dari atas langit.
NOAA mencatat bahwa pada tahun 2006 sebanyak 33 orang di Amerika Serikat tewas akibat sambaran petir saat berada di sekitar pantai.
Tidak ada tempat yang aman dari sambaran petir saat berada di luar ruangan.
Jika mendadak hujan, sebaiknya segera berteduh di bawah bangunan dengan atap yang kokoh.
Tunggu hingga petir paling besar terdengar menyambar dan langit kembali cerah sebelum kembali berada di pinggir pantai.