Beberapa hari belakangan, lokasi tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dikunjungi para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Pemandangan terlihat di lokasi masjid terapung, Teluk Palu yang rusak akibat gempa dan tsunami. Begitu pula di lokasi bekas tsunami di Desa Wani, Kabupaten Donggala.
Terlihat para wisatawan mengisi masa liburan Natal dengan mengunjungi lokasi tempat kapal terdampar di darat, akibat tsunami pada 28 September 2018.
Lihat juga: Jadwal Kapal Pelni Dorolonda
Selain itu, sebuah kapal yakni KM Sabuk Nusantara terdampar di antara bangunan rumah penduduk di Desa itu juga menjadi tujuan wisatawan.
Lokasi lainnya yang juga padat pengunjung adalah likuefaksi Balarora dan Petono di Kota Palu, dan Jono Oge serta Sibalaya di Kabupaten Sigi.
Seorang wisatawan asal Jepang, Hiyoto, mengatakan datang ke Kota Palu bersama beberapa rekannya hanya untuk melihat lokasi-lokasi terdampak bencana alam di Sulteng.
Lihat juga: Jadwal Kapal Pelni Gunung Dempo
"Kami memang khusus datang hanya untuk melihat seperti apa Palu, Donggala dan Sigi yang diterjang gempa bumi 7,4 SR dan tsunami serta likuifaksi," kata Hiyoto, seperti yang dikutip dari Antara (27/12).
Menurutnya bencana yang menimpa Palu, Donggala, dan Sigi, cukup dahsyat dan sangat memprihatinkan, sebab menelan korban jiwa sampai ribuan orang.
Selama beberapa hari di Palu, Hiyoto mengatakan cukup puas karena bisa melihat langsung Palu, Donggala, dan Sigi.
Dia juga kagum dengan suasana di Kota Palu yang cukup ramai, padahal baru saja diporak-porandakan gempa, tsunami, dan likuefaksii.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar